TIDURNYA ORANG ALIM LEBIH UTAMA DARI IBADAHNYA ORANG BODOH

Bahwasanya Nabi SAW berangkat ke masjid, setiba beliau di pintu masjid, terlihat syetan berada di situ, lalu beliau SAW bertanya: "hai iblis, kenapa kau berada di sini? apa maumu?, jawabnya: "sebetulnya aku hendak masuk masjid dan menggoda orang yang tengah sholat, namun apa daya, rasa gentarku terhadap seorang pria yang tengah tidur ini, mengakibatkan rencanaku gagal. Lalu beliau SAW bertanya lagi: "hai iblis, kenapa kau tak gentar berhadapan dengan orang yang sholat, padahal dia tengah beribadah dan munajat kepada Tuhannya, bahkan yang takuti orang yang tengah pulas tidur, dan lupa? jawabnya: "orang yang tengah sholat itu bodoh, gampang di perdaya, tetapi orang yang tengah tidur itu 'alim, maka jika aku memperdaya pelaku sholat dan merusak sholatnya, kekhawatiranku timbul jika yang 'alim bangun lalu membetulkan sholatnya si bodoh itu". kemudian beliau SAW bersabda:
"Tidurnya orang 'alim lebih utama daripada ibadahnya si bodoh". (minhajul muta'allimin)

BATAS TITIK NADIR

pada waktu diambang batas kekuatan...selalu banyak tanda tanya & pilihan yang muncul di kalbu

apa ini cobaan atau teguran...atau bahkan hukuman
selalu muncul di hati "terus bersandar kepada-Nya atau berhenti sampai disini"
selalu muncul saran berputus asa
selalu ada kata "ternyata percuma"
selalu muncul tanya "sampai kapan ini berhenti..."

tabir kekufuran yang terlihat semakin menipis...
memperjelas munculnya saran itu...

pada waktu ada satu kekuatan baru yang membuat semakin yakin pada Kasih & Sayang-Nya...muncul juga banyak tekanan & kejadian yang mencoba meruntuhkan keyakinan tadi

tidak sehari dua hari...tidak sebulan dua bulan...ini sudah sekian tahun
mencoba memilah & bertahan...walaupun sering goyang

YA Rabb...hanya Engkaulah yang tahu batas titik nadir kekuatan bertahanku, Engkau lebih mengenalku daripada aku sendiri, mohon hadirlah dalam setiap keadaanku

mohon jangan berikan kami kehinaan dunia & siksa akhirat
mohon mudahkanlah segala urusan kehidupan dunia & akhirat kami
berikanlah kami hidup yang bermanfaat & rizki yang berkah
hati kami yang tersudut ini...mohon jangan pernah tersudut dari perlindungan & kasih sayang Mu ya Rabb
mohon jadikanlah doa ini terwujud bukan hanya di angan & harapan kami, tapi menjadi kejadian yang Engkau tetapkan dengan kata "kun"Mu Ya Allah

Shidiq/Benar


dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda:

salah seorang nabi terdahulu, berangkat ke medan laga, dan sebelumnya menasehati kaumnya, katanya; bagi para pengantin baru yang belum bersenggama sebaiknya jangan ikut perang bersamaku, demikian pula mereka yang tengah membangun rumahnya belum selesai,dan mereka yang baru membeli hewan ternaknya (domba atau onta) tengah menunggu keturunannya. Alkisah, berangkatlah Nabi itu diikuti beberapa orang sahabat, lalu sesampainya di ujung kampung yang ia tuju, kira-kira abis ashar/menjelang matahari terbenam, berkatalah ia kepada matahari: "hai matahari kamu tengah melaksanakan tugas, demikian pula aku, lalu berdoa: Ya Allah, tahanlah dulu ia (matahari) bagi kami, maka berhentilah matahari, tidak segera terbenam, hingga kampung itu dapat dikuasai olehnya. Alkisah sesudah perang usai, rampasan/ghanimah perang dikumpulkan, dan tibalah api, namun api tersebut tidak mau memakannya. sahut Nabinya: "diantara kalian pasti ada yang berkhianat, oleh sebab itu berbai'atlah kepadaku tiap komandan yang mewakili sukunya, lalu mereka berbai'at semuanya. Secara tiba-tiba tangan salah seorang komandan melekat pada tangan Nabinya sewaktu berjabat tangan. Nabinya berkata: "Dalam tubuh anggota suku bangsamu ada yang berkhianat, untuk itu suruhlah setiap anggota sukumu berbai'at kepadaku. Ternyata ada tiga orang yang tangannya melekat pada tangan Nabinya, lalu diserukan kepada mereka bertiga: "kamu bertigalah yang berkhianat. Dan emas sebesar kepala sapi keluar dari tubuh mereka bertiga itu. Baru sesudah emas itu dihimpun dengan ghanimah lainnya, api yang menyala itu mau melahapnya (suatu pertanda bahwa perjuangan/pengorbanan mereka dalam menegakkan agama Allah diterima dan berpahala). Karena bagi para Nabi dan sahabatnya dahulu sebelum nabi Muhammad, tidak dihalalkan mengambil rampasan/ghanimah hasil peperangan. Kemudian Allah menghalalkan ghanimah kepada kita, ketika Dia perhatikan kelemahan & kebutuhan kita (umat Muhammad)
HR. Bukhari Muslim

hadist tersebut memperingatkan bahwa benar/jujur dapat membahagiakan, tetapi dusta/bohong mengakibatkan binasa, baik dirasakan ketika hidup di dunia ataupun di akhirat.

Jadwal Sholat Wilayah Indonesia

Twitter

adgitize

 

revolver map

my ping box

Temanku