TIDURNYA ORANG ALIM LEBIH UTAMA DARI IBADAHNYA ORANG BODOH

Bahwasanya Nabi SAW berangkat ke masjid, setiba beliau di pintu masjid, terlihat syetan berada di situ, lalu beliau SAW bertanya: "hai iblis, kenapa kau berada di sini? apa maumu?, jawabnya: "sebetulnya aku hendak masuk masjid dan menggoda orang yang tengah sholat, namun apa daya, rasa gentarku terhadap seorang pria yang tengah tidur ini, mengakibatkan rencanaku gagal. Lalu beliau SAW bertanya lagi: "hai iblis, kenapa kau tak gentar berhadapan dengan orang yang sholat, padahal dia tengah beribadah dan munajat kepada Tuhannya, bahkan yang takuti orang yang tengah pulas tidur, dan lupa? jawabnya: "orang yang tengah sholat itu bodoh, gampang di perdaya, tetapi orang yang tengah tidur itu 'alim, maka jika aku memperdaya pelaku sholat dan merusak sholatnya, kekhawatiranku timbul jika yang 'alim bangun lalu membetulkan sholatnya si bodoh itu". kemudian beliau SAW bersabda:
"Tidurnya orang 'alim lebih utama daripada ibadahnya si bodoh". (minhajul muta'allimin)

BATAS TITIK NADIR

pada waktu diambang batas kekuatan...selalu banyak tanda tanya & pilihan yang muncul di kalbu

apa ini cobaan atau teguran...atau bahkan hukuman
selalu muncul di hati "terus bersandar kepada-Nya atau berhenti sampai disini"
selalu muncul saran berputus asa
selalu ada kata "ternyata percuma"
selalu muncul tanya "sampai kapan ini berhenti..."

tabir kekufuran yang terlihat semakin menipis...
memperjelas munculnya saran itu...

pada waktu ada satu kekuatan baru yang membuat semakin yakin pada Kasih & Sayang-Nya...muncul juga banyak tekanan & kejadian yang mencoba meruntuhkan keyakinan tadi

tidak sehari dua hari...tidak sebulan dua bulan...ini sudah sekian tahun
mencoba memilah & bertahan...walaupun sering goyang

YA Rabb...hanya Engkaulah yang tahu batas titik nadir kekuatan bertahanku, Engkau lebih mengenalku daripada aku sendiri, mohon hadirlah dalam setiap keadaanku

mohon jangan berikan kami kehinaan dunia & siksa akhirat
mohon mudahkanlah segala urusan kehidupan dunia & akhirat kami
berikanlah kami hidup yang bermanfaat & rizki yang berkah
hati kami yang tersudut ini...mohon jangan pernah tersudut dari perlindungan & kasih sayang Mu ya Rabb
mohon jadikanlah doa ini terwujud bukan hanya di angan & harapan kami, tapi menjadi kejadian yang Engkau tetapkan dengan kata "kun"Mu Ya Allah

Shidiq/Benar


dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda:

salah seorang nabi terdahulu, berangkat ke medan laga, dan sebelumnya menasehati kaumnya, katanya; bagi para pengantin baru yang belum bersenggama sebaiknya jangan ikut perang bersamaku, demikian pula mereka yang tengah membangun rumahnya belum selesai,dan mereka yang baru membeli hewan ternaknya (domba atau onta) tengah menunggu keturunannya. Alkisah, berangkatlah Nabi itu diikuti beberapa orang sahabat, lalu sesampainya di ujung kampung yang ia tuju, kira-kira abis ashar/menjelang matahari terbenam, berkatalah ia kepada matahari: "hai matahari kamu tengah melaksanakan tugas, demikian pula aku, lalu berdoa: Ya Allah, tahanlah dulu ia (matahari) bagi kami, maka berhentilah matahari, tidak segera terbenam, hingga kampung itu dapat dikuasai olehnya. Alkisah sesudah perang usai, rampasan/ghanimah perang dikumpulkan, dan tibalah api, namun api tersebut tidak mau memakannya. sahut Nabinya: "diantara kalian pasti ada yang berkhianat, oleh sebab itu berbai'atlah kepadaku tiap komandan yang mewakili sukunya, lalu mereka berbai'at semuanya. Secara tiba-tiba tangan salah seorang komandan melekat pada tangan Nabinya sewaktu berjabat tangan. Nabinya berkata: "Dalam tubuh anggota suku bangsamu ada yang berkhianat, untuk itu suruhlah setiap anggota sukumu berbai'at kepadaku. Ternyata ada tiga orang yang tangannya melekat pada tangan Nabinya, lalu diserukan kepada mereka bertiga: "kamu bertigalah yang berkhianat. Dan emas sebesar kepala sapi keluar dari tubuh mereka bertiga itu. Baru sesudah emas itu dihimpun dengan ghanimah lainnya, api yang menyala itu mau melahapnya (suatu pertanda bahwa perjuangan/pengorbanan mereka dalam menegakkan agama Allah diterima dan berpahala). Karena bagi para Nabi dan sahabatnya dahulu sebelum nabi Muhammad, tidak dihalalkan mengambil rampasan/ghanimah hasil peperangan. Kemudian Allah menghalalkan ghanimah kepada kita, ketika Dia perhatikan kelemahan & kebutuhan kita (umat Muhammad)
HR. Bukhari Muslim

hadist tersebut memperingatkan bahwa benar/jujur dapat membahagiakan, tetapi dusta/bohong mengakibatkan binasa, baik dirasakan ketika hidup di dunia ataupun di akhirat.

Muraqobah (mawas diri) .2


dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: "bahwasanya tiga orang bani israil masing-masing punya penyakit yang berbeda, yakni orang pertama (belang), orang kedua (botak) dan ketiga (buta). Ketiganya mendapat uji coba dari Allah SWT, kepada orang pertama datanglah malaikat yang menjelma manusia, katanya: "hai belang, saat ini apa yang kau sukai? jawabnya: "tentu saja, kulit dan paras yang indah menarik dan lenyapnya belangku yang mengakibatkan masyarakat enggan bergaul denganku. Alkisah, sesudah diusap oleh malaikat tadi, lenyaplah penyakit belangnya dan berubahlah kulit dan parasnya menjadi indah menarik. Lalu ditawari harta kekayaan apakah yang disukai? jawabnya: "unta..kemudian diberikan kepadanya seekor unta yang tengah bunting, disertai doa:
BAARAKALLAHU LAKA FIIHAA
artinya: "mudah-mudahan Allah memberkahi kamu selama kamu berusaha/bekerja"

kepada yang kedua, malaikat datang dan bertanya: "hai botak, selama ini apa yang kau idam-idamkan? jawabnya: "tentu saja, rambut indah menarik dan lenyapnya penyakitku ini, yang mengakibatkan aku dianggap rendah oleh umumnya masyarakat. Alkisah, sesudah diusap, tumbuh suburlah rambutnya kelihatan bagus mempesona. Lalu ditawarkan kepadanya harta kekayaan apakah yang disukai? jawabnya: "aku senang melihat sapi perah". Kemudian diberikan sapi perah kepadanya yang tengah bunting, diiringi doa sebagaimana yang dibacakan kepada orang pertama.

kepada orang ketiga, malaikat datang dan bertanya: "hai buta, selama ini apa keinginanmu? jawabnya: "tentu saja, pulihnya penglihatanku sehingga bertambahlah kenikmatanku dapat melihat manusia. Alkisah, sesudah diusap, terbukalah penglihatan matanya. Lalu ditawarkan pula kekayaan apakah yang disenangi? jawabnya: "aku senang memelihara domba/kambing. Kemudian diberikan seekor domba yang tengah bunting, diiringi doa tersebut di atas.

alkisah, sesudah beberapa tahun berkembang biaklah hewan ternak mereka, dan masing-masing sudah punya daerah tersendiri, melimpah ruahlah kekayaan mereka masing-masing, orang pertama penuh dengan ternak unta, kedua penuh dengan ternak sapi perahnya, dan ketiga penuh dengan ternak dombanya.
kemudian datanglah malaikat yang dulu, ia menjelma seorang miskin belang yang menjijikkan pandangan masyarakat umumnya, sahutnya: "permisi tuan, aku musafir miskin yang kehabisan bekal di tengah perjalanan, rasanya tiada yang dapat meneruskan perjalananku (pulang ke rumahku), kecuali dengan pertolongan Allah, lalu bantuan tuan, itulah sebabnya aku berharap tuan merelakan seekor unta saja supaya perjalananku kembali tidak terputus di tengah jalan, demi Allah Yang telah berkenan memberi kulit dan paras tuan menarik, serta harta kekayaan yang melimpah ruah. Jawab orang pertama (yang dulu belang); "maafkanlah, tanggunganku yang harus dibayar terlalu banyak, mana gaji karyawan, ongkos angkutan, promosi hasil produksi dan lain-lain, lagi pula buat orang seperti kamu (permohonan yang bersifat pribadi) sama sekali tidak ada anggaran buat itu. Lalu berkatalah malaikat itu: "maaf tuan, kalau tidak khilaf aku pernah berkenalan dengan anda, sewaktu anda menderita penyakit belang dulu, semua orang enggan bergaul dengan anda yang menjijikkan itu, lebih-lebih anda seorang miskin dahulu, sekarang ini saja anda jadi orang kaya dan terpandang di masyarakat, karena diberi rizki oleh Allah. Jawabnya: "sembarangan kamu punya omong, harta kekayaanku ini semua aku terima dari jerih payah leluhurku (harta warisan orang tua). berkatalah malaikat: "kamu telah mengingkari karunia pemberian dari Allah, oleh sebab itu Allah akan menarik segala karunia yang telah diberikan kepadamu, dan kamu kembali menderita seperti keadaanmu semula.

kemudian malaikat mendatangi orang kedua (yang dulu botak) dan ia menjelma seorang botak, lalu mengatakan seperti yang dikatakan kepada orang pertama (belang), jawabannya tidak berbeda dengan orang belang, dan malaikat itupun mengatakan seperti yang telah disampaikan kepada orang belang, yakni "Allah akan menarik segala karunia Nya dan kamu kembali menderita seperti keadaanmu semula".

akhirnya datang pula malaikat itu kepada orang ketiga (yang buta) dan menyamar seperti orang buta miskin, katanya: "permisi tuan, aku musafir miskin tengah bepergian kehabisan bekal, rasanya tiada yang dapat melangsungkan bepergianku ini, kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuan tuan, itulah sebanya aku berharap tuan merelakan seekor domba saja, buat meneruskan perjalananku ini, demi Allah Yang telah memulihkan penglihatan matamu itu. jawabnya: "tiada hentinya aku bersyukur kepada Allah Yang tekah memulihkan penglihatan mataku yang semula buta, oleh karena itu ambillah sesuka hatimu, sedikitpun tidak ada rasa keberatan atas harta yang kau ambil karena Allah. Lalu malaikat itu berkata: "pelihara baik-baik harta kekayaanmu ini, sungguh kedatanganku ini semata hanya menguji coba sampai sejauh mana rasa terima kasihmu atas karunia pemberian dari Allah SWT, dengan demikian Allah ridho kepadamu dan marah kepada kedua kawanmu itu".
(HR. Bukhari Muslim)

Muraqobah (mawas diri)


Dari Umar bin Khatab :
sewaktu kami duduk-duduk bersama Rasul SAW pada suatu hari, lalu datanglah seorang pria sangat putih pakaiannya, hitam rambutnya & tiada bekas-bekas bepergian jauh serta tiada seorang pun dari kami yang mengenalnya; ia duduk mendekati Nabi SAW kedua lututnya disandarkan pada kedua lutut Nabi, dan kedua telapak tangannya diletakkan di atas kedua pahanya, kemudian bertanya: "jelaskan agama Islam kepadaku hai Muhammad! Rasul SAW menjawab: "Islam yaitu hendaklah kamu menyatakan bahwa tiada Tuhan yang lain kecuali Allah, dan Nabi Muhammad adalah Rasul Nya, lalu tegakkanlah shalat, bayarkanlah zakat, puasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah ibadah haji ke Baitullah kalau mampu di jalannya. Katanya: Betul engkau Muhammad. Dengan demikian kami ta'jub melihatnya, dia bertanya dan sesudah dijawab dia pula yang membenarkan.
selanjutnya pria itu bertanya lagi: "jelaskanlah Iman kepadaku! Rasul menjawab: "Iman yaitu: hendaklah kamu beriman kepada Allah, para malaikat Nya, kitab-kitab Nya, para Rasul Nya, hari akhir dan takdir baik atau buruk keduanya dari Allah SWT. Katanya: "betul engkau Muhammad".
kemudian pria itu bertanya lagi: "jelaskanlah "Ihsan" kepadaku! Rasul menjawab: "Ihsan yaitu: hendaklah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Nya, dan jika tidak mampu kau melihat Nya, maka ketahuilah bahwa Dia melihatmu. Dan katanya pula: "kapan terjadinya hari kiamat itu? Rasul menjawab: "orang yang ditanya tentang hal itu, tidak melebihi pengetahuan orang yang bertanya. Jika demikian; jelaskanlah tanda-tandanya saja! Rasul menjawab: "tanda-tanda hari kiamat itu: "jika seorang hamba sudah melahirkan majikannya, dan para fakir miskin yang tidak bersandal, tidak baik pakaiannya dan pekerjaannya buruh menggembala, mereka bersaing membangun rumah-rumah mewah. Akhirnya pria itu pergi, dan kami diam sebentar. Lalu beliau SAW bertanya: "hai Umar, siapakah orang itu? jawabnya: "Allah dan Rasul Nya lebih mengetahui. sahut beliau SAW: "itulah jibril datang ke tengah-tengah kamu mengajarkan tentang agamamu".
(HR. Muslim)

Sabar.2


Dari Abu Abdillah Khabab, katanya: "Kami mengadu/mengeluh pada Rasul SAW sewaktu beliau berbaring di bawah ka'bah dengan sorbannya dibuat bantal kepalanya: "Ya Rasul, tidakkah kau doakan kami, supaya memperoleh pertolongan? jawabnya: "orang-orang terdahulu sedikitpun tidak berubah imannya, sekalipun mereka ada yang dianiaya dengan cara ditanam dalam keadaan hidup, ada yang dibelah tubuhnya mulai dari kepala dengan gergaji, dan ada pula yang dikupas kulitnya dengan sisir besi mengenai daging dan tulangnya. Demi Allah, sungguh Allah akan menyempurnakan urusan (agama Islam) ini, hingga meluaslah kedamaian dunia, orang akan merasa aman bepergian dari Yaman ke Hadramaut, tiada rasa takut kecuali kemarahan Allah atau serigala yang dikhawatirkan menerkam dombanya, namun kalian bersikap terburu-buru"
(HR. Bukhari)

disebutkan dalam riwayat lain: "sewaktu beliau SAW berbaring dengan sorbannya dibuat bantal kepala, kami merasakan penderitaan hebat akibat penganiayaan orang-orang musyrik"

Sabar


Dari Shuhaib, Rasul SAW bersabda: "Pada zaman dahulu ada seorang raja memelihara seorang tukang sihir, disaat tukang sihir itu menginjak usia lanjut, ia menasehati raja, supaya mempersiapkan penggantinya sewaktu-waktu ia mati. Oleh karena itu, dicarilah seorang pemuda yang dapat dididik menjadi tukang sihir. Alkisah, sesudah melacak keberbagai daerah, raja menemukan seorang pemuda yang patut kiranya dididik menjadi pengganti tukang sihir yang sudah lanjut usia itu. Maka mulailah pemuda itu belajar sihir menurut waktu-waktu tertentu di rumah tukang sihir, dan secara kebetulan jalan yang dilewati pemuda itu (dari rumahnya ketempat tukang sihir) terdapat seorang pendeta yang selalu mengajar agama secara aktif dirumahnya. Alkisah lama kelamaan tertariklah pemuda itu mendengarkan ajaran-ajaran yang disampaikan pendeta itu, ia merasa simpati dan puas terhadapnya, sehingga datangnya ke tempat tukang sihir menjadi terlambat, maka setiap itu pula ia mendapat hukuman pukul oleh tukang sihir. Dan hal itu disampaikan kepada pendeta, lalu ia diberi nasehat oleh sang pendeta, katanya: "Jika kau takut dihukum tukang sihir, jelaskan kepadanya, bahwa kau masih disuruh ibumu, dan jika kau terlambat pulang ke rumah, jelaskan kepada ibumu, bahwa kau masih diberi pelajaran oleh tukang sihir".
Maka dengan petunjuk pendeta itu, ia dapat belajar sihir dengan baik (tidak dihukum baik oleh tukang sihir atau ibunya sendiri), hingga pada suatu hari ketika ia berjalan, tiba-tiba di tengah jalan ada seekor hewan besar yang mengakibatkan lalu lintas masyarakat di daerah itu terganggu, jalan menjadi macet karena orang-orang takut. Lalu pemuda itu berkata: ":Pada hari ini, aku ingin tahu pasti, apakah tukang sihir itu yang lebih baik pelajarannya atau pelajaran agama dari pendeta itu?
Kemudian diambilnya sebuah batu seraya berkata: "Ya Allah, jika pelajaran dari pendeta itu lebih baik dari pada pelajaran tukang sihir, maka tewaskanlah hewan yang buas ini, supaya masyarakat merasa aman lalu lintas di jalan ini.
Dilemparkan batu itu pada tubuh hewan buas itu, dan tewaslah ia, sehingga lalu lintas masyarakat pulih aman lagi. Lalu kejadian itu dilaporkan kepada pendeta, dan dijawab oleh sang pendeta: :"Sekarang kau lebih hebat dari pada aku, ingatlah kau akan mendapat cobaan, maka saat itu, sekali-kali jangan kau sebut namaku. Alkisah, pemuda itu diberi karunia oleh Allah, hingga dapat menyembuhkan aneka macam penyakit yang sulit sembuhnya seperti buta mata, belang & penyakit sulit lainnya. Sehingga tersiarlah berita seorang pemuda yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit ke seluruh pelosok kerajaan. Di istana kerajaan, ada seorang kawan raja menderita sakit mata hingga buta, ikhtiar telah dilakukan ke dokter mana saja, tetapi seorangpun tidak ada yang dapat menyembuhkan, akhirnya di bawa kepada pemuda itu dan dibawanya pula hadiah tiada terhingga banyaknya, katanya: "Kalau kau dapat menyembuhkan penyakitku ini, maka semua barang yang kuhimpun ini kuhadiahkan kepadamu. jawabnya : Aku tidak mampu menyembuhkan penyakitmu, karena yang menyembuhkan adalah Allah SWT, maka jika kau beriman kepada Nya, aku akan berusaha dengan memanjatkan doa kepada Nya, lalu Dia akan menyembuhkan kamu. Alkisah ia segera beriman, dan berdoalah pemuda itu, maka saat itu juga ia dapat melihat matanya yang semula buta.

Kemudian kembalilah ia ke istana raja, dan takjublah raja itu menyaksikan kawannya yang sudah dapat melihat, rajanya bertanya: "siapakah yang dapat menyembuhkan penyakitmu? jawabnya: Tuhanku. Adakah Tuhan bagimu selain aku? jawabnya: Tuhanku dan Tuhanmu yaitu Allah SWT. Karena marahnya, segera ia disiksa dan raja menyerukan supaya ia kembali pada agama rajanya semula, namun ia tetap beriman kepada Allah, dan raja semakin memuncak amarahnya dengan tiada hentinya menganiaya, sehingga ia menunjukkan pemuda yang menyembuhkan penyakitnya itu. Alkisah, pemuda itu dipanggil dan ditanya oleh sang raha: "Hai anakku, hebat sekali pelajaran sihirmu itu, hingga mampu menyembuhkan penyakit buta & belang. Jawabnya: "sungguh, aku tiada kemampuan menyembuhkan penyakit apapun, kecuali Allah lah yang menyembuhkannya. Lalu ia disiksa pula oleh raja, sehingga dengan berat ia menunjukkan gurunya yaitu sang pendeta. Alkisah, pendeta itu dipanggil dan diseru supaya murtad atas agamnya, namun karena tetap menolak seruan sang raja, akhirnya ia dibelah tubuhnya dengan gergaji menjadi dua, tewaslah pendeta itu. Selanjutnya kawan raja itupun diserukan lagi supaya murtad atas agamnya, namun karena ia tetap bersikeras, maka dibunuhlah ia dengan cara yang diperlakukan terhadap pendeta itu. Kemudian diserukan pula kepada sang pemuda, supaya murtad atas agamanya, namun ia tetap menolaknya. Lalu raja mengerahkan sepasukan tentara militan supaya membawa pemuda itu ke atas sebuah bukit, maka dari atas bukit yang tinggi pemuda itu akan dilemparkan jika tidak mau murtad atas agamanya, sesampainya di atas sebuah bukit berdoalah pemuda itu: "Ya Allah, selamatkanlah aku dari penganiayaan mereka sekehendak Mu, maka dengan kekuasaan Allah, bukit itu bergerak dan berjatuhanlah sepasukan tentara militan sang raja yang ditugaskan menewaskan pemuda itu. Lalu kembalilah pemuda itu menghadap sang raja, ditanyakan kepadanya: "Kemanakah sepasukan militan yang membawamu? Jawabnya: "Allah telah menyelamatkan aku dari penganiayaan mereka. Kemudian raja menugaskan angkatan lautnya, supaya membawa pemuda itu ke tengah samudra dengan sebuah kapal laut, maka dari atas kapal itu akan dibinasakan dan dilemparkan ke dasar lautan luas jika pemuda itu tetap menolak ajakan sang raja, namun sesampainya di tengah-tengah samudra luas pemuda itu memanjatkan doa: "Ya Allah, selamatkanlah aku dari penganiayaan mereka sekehendak Mu, maka dengan iradat dan kekuasaan Allah, tenggelamlah kapal laut berikut pasukan angkatan laut raja itu. Lalu kembalilah pemuda itu menghadap sang raja, ditanyakan kepadanya: "Kemanakah armada angkatan laut yang membawamu? jawabnya: "Allahlah yang menyelamatkan aku dari penganiayaan mereka, kata pemuda itu: "Hai sang raja, sia-sialah usahamu karena kau tidak mungkin bisa membunuhku kecuali jika mau mendengarkan nasihatku. Jawabnya: "Apakah nasihatmu itu hai pemuda? jawab pemuda: "Kerahkan seluruh rakyatmu supaya berkumpul di suatu lapangan luas & terbuka, lalu gantunglah aku di sebuah tiang, dan ambillah anak panahku dari tempatnya, letakkan pada busurnya, kemudian lepaskanlah ke arah tubuhku seraya mengucapkan: "Dengan menyebut asma Allah, Tuhannya pemuda ini." Maka jika kau laksanakan nasihatku ini, pasti kau dapat menewaskan aku.
Alkisah, raja itu segera melaksanakan apa yang telah dinasehatkan pemuda tadi. Sesudah anak panah yang diletakkan pada busurnya dengan disaksikan oleh seluruh rakyat dari segenap penjuru kerajaan, lalu dilepaskanlah ke arah pemuda yang sudah digantung pada sebuah tiang, maka ucapan: "Dengan menyebut asma Allah, Tuhannya pemuda ini" dikeluarkan dari mulut sang raja yang disaksikan oleh seluruh rakyatnya. Tepat mengenai pelipis pemuda itu, dan ia memegang lukanya itu hingga meninggal dunia.
Maka seluruh rakyat yang menyaksikan peristiwa ini, secara bersama-sama menyatakan beriman kepada Allah, Tuhannya pemuda itu.
Kemudian setelah raja itu mendengar pernyataan iman dari seluruh rakyatnya kepada Allah, Tuhannya pemuda itu, maka semua aparat kerajaan ditugaskan supaya memulihkan kepercayaan rakyat terhadap agama mereka yang semula, yakni dengan menggali parit di setiap persimpangan jalan & mengisinya dengan api besar yang menyala-nyala, lalu setiap orang yang lewat dijerumuskan dalam parit yang berisi api itu, jika menolak seruan sang raja. Alkisah, segenap aparat pemerintah kerajaan melaksanakan tugasnya dengan disiplin tanpa memandang bulu dan jenis kelamin, hingga tibalah saatnya seorang wanita yang membawa anak bayinya, ia diseru supaya murtad atas agamanya, tetapi ia tetap menolak, dan ketika ia bersama bayinya akan dijerumuskan ke dalam parit yang apinya menyala-nyala itu, tiba-tiba wanita itu tidak sampai hati memandang bayinya yang belum berdosa, ia menjadi ragu, tetapi akhirnya bayi itu mendesak, katanya: "hai ibu, bersabarlah, sungguh ibu berada di atas agama yang benar"

Taubat


Taubat itu wajib dari setiap orang Islam yang berbuat dosa atau maksiat. Dan tiga syarat pokok harus dipenuhi, bagi para pelaku maksiat yang menyangkut pelanggaran hak-hak Allah, yaitu:
1. Hendaklah berhenti dari maksiat
2. Menyesali perbuatan maksiatnya
3. Berteguh hati (azzam) selamanya tidak akan mengulangi perbuatan maksiatnya itu.

sedangkan bagi perbuatan maksiat yang menyangkut pelanggaran hak-hak manusia, maka tiga syarat pokok tersebut diatas, ditambah dengan:
4. Menyelesaikan masalah yang dipersengketakan dengan pemiliknya, jika berupa harta atau barang, hendaklah dikembalikan atau diganti, dan jika menyangkut harga diri, menghina, menyakiti hati, menganiaya fisik dan lain-lain hendaklah mohon maaf kepadanya.

Dari Anas bin Malik, Rasul SAW bersabda: "Sungguh Allah sangat senang menerima taubat seorang hamba Nya, melebihi senangnya seorang manusia yang dengan tiba-tiba menemukan kembali untanya yang hilang di tengah hutan" (HR. Bukhari-Muslim)

sedangkan riwayat muslim sendiri, disebutkan sebagai berikut: "Sungguh Allah sangat senang menerima taubat seorang hamba Nya, melebihi senangnya seorang manusia yang naik kendaraan (unta) di hutan, dengan perbekalan secukupnya (makanan dan minuman), kemudian kendaraan & perbekalan tersebut hilang. Alkisah, sesudah dicari ke sana-sini, dan segala kemampuan dicurahkan, ia duduk & istirahat di bawah pohon dipenuhi rasa kecewa dan putus asa dalam hatinya, tidak tahunya sesudah bangun dari kantuknya, kendaraan & perbekalan yang masih utuh itu kembali berada di depannya, lalu segera ia memegang kendalinya seraya berkata: "Ya Allah, Engkau hambaku, dan aku Tuhanmu". Akibat gugup diliputi penuh kegembiraan, sampai-sampai ia salah mengucapkan, sebenarnya yang diucapkan: "Ya Allah, Engkau Tuhanku dan Aku hamba Mu".

Ikhlas & Niat


Dari Abdullah bin Umar, Rasul SAW bersabda :

"Di zaman dahulu, tiga orang penjelajah tersesat dihutan dan bermalam di suatu gua, mereka tidak mengira akan terjadinya suatu musibah, dengan cepatnya sebuah batu besar meluncur dari atas bukit menutup pintu gua, dan mereka bertiga yang berada di dalam gua itu tidak dapat bergerak, mereka bingung mencari jalan keluarnya. Akhirnya sesudah berembug secara kilat, diantara mereka berkata: sat-satunya jalan yang dapat mengatasi kesulitan ini hanyalah memanjatkan doa kepada Allah SWT diserta tawassul mengungkap amal kebaikan yang pernah kamu lakukan dahulu.
Kemudian salah seorang dari mereka mengawali doanya: "Ya Allah, karena kebaktianku kepada kedua orang tuaku ketika mereka masih hidup, tidak seorangpun diperkenankan minum susu dari keluarga atau pembantuku, sebelum (ayah & ibu) lebih dahulu meminumnya, pada suatu hari aku terlambat pulang dari pekerjaanku hingga larut malam, baru aku temui mereka tengah tidur nyenyak. Lalu aku perah susu untuk mereka berdua, namun perasaanku segan membangunkannya, dak tidak seorangpun diperkenankan minum susu tersebut. Aku menunggu mereka tidur, sampai terbit fajar, bangunlah mereka dan meminum susu yang ku perah tadi malam. Padahal malam itu anak-anakku menangis ingin meminum susu tersebut, mereka merengek di dekat kakiku. Ya Allah, jika semua itu kulakukan semata mencari keridhoan Mu, maka tolonglah kami mengatasi kesulitan yang tengah kami hadapi ini. Alkisah batu sedikit bergeser dari tempat semula, tetapi mereka masih belum dapat keluar dari dalam goa itu.

Dan orang keduapun memulai doanya: "Ya Allah, aku pernah mencintai seorang gadis keponakanku sendiri, setiap saat aku merayu dan ingin melampiaskan nafsu dengannya, namun ia selalu menolaknya.
Di musim paceklik keluarganya dilanda kelaparan, dan pada suatu hari ia datang minta bantuan pangan kepadaku, dengan segera aku mengambil uang & diberikan kepadanya sebanyak 120 dinar, dengan catatan ia mau menuruti pelampiasan nafsuku di malam harinya. Alkisah sesudah malam tiba, ia datang memenuhi janjinya, dan ketika aku akan berzina berada di antara kedua kakinya, tiba-tiba ia memberi peringatan kepadaku, katanya: "Bertakwalah kamu kepada Allah, dan janganlah kau nodai aku, jangan kau renggut keperawananku, kecuali dengan ikatan pernikahan yang sah. Kemudian dengan cepat aku segera mengurungkan niat burukku itu, aku segera bangun tidak jadi memperdayanya, padahal keinginan nafsuku masih tetap bergelora, dan uang 120 dinar itu kuserahkan dengan tulus ikhlas, tanpa mengharap imbalan suatu apapun darinya. Ya Allah, jika semua itu kulakukan (menghindari perbuatan jahat tersebut), semata mencari keridhoaan Mu, maka bebaskanlah kami dari musibah ini. Alkisah, batu bergeser sedikit dari tempat semula, tetapi mereka belum juga dapat keluar dari dalam gua tersebut.

Akhirnya orang ketiga pun memanjatkan doanya: "Ya Allah, dahulu aku pemilik suatu usaha yang membawahi sejumlah besar para karyawan. Pada suatu hari ketika aku membayar upah mereka, seorang buruh pulang ke rumahnya tanpa mengambil upahnya, dan dia tidak kembali lagi pada pekerjaannya. Kemudian upah buruh tersebut aku jalankan dipergunakan sebagai modal usaha, hari demi hari, minggu, bulan dan tahun, berkembang biaklah menjadi suatu kekayaan. Sesudah melewati masa yang panjang, buruh itu datang meminta upahnya yang dulu itu, katanya: "Hai abdullah, serahkan upahku yang dulu itu! Jawabku, ambillah semua harta kekayaan di hadapanmu yang semula dari modal upahmu dahulu, berupa hewan ternak dan penggembalanya. Buruh itu tercengang, dan sahutnya "Kau jangan menghinaku hai abdullah". kataku: "Tidak, bukan maksudku menghinamu. Akhirnya semua harta kekayaan yang kusebut itu, diambil semuanya, tiada sisa sedikitpun. Ya Allah, jika semua itu kulakukan demi mendapatkan keridhoan Mu, maka bebaskanlah kami dari kesulitan yang aku hadapi ini. Alkisah, batu bergeser dari tempat semula, dan keluarlah mereka dari dalam gua dengan selamat"
(HR. Bukhari-Muslim)

isi kandungan hadits tersebut, dapatlah kiranya di buat pedoman bagi kehidupan umat Islam sehari-hari, terutama dalam menghadapi berbagai macam masalah yang menyulitkan. Diantaranya ketulus ikhlasan seseorang dalam beramal atau beribadah, sangat menentukan diterima atau tidaknya oleh Allah SWT. Dan dengan tawasul amal yang baik yang dilakukan tanpa pamrih apapun, ikhlas karena Allah, sungguh-sungguh dapat mempercepat terkabulnya doa seseorang dalam menghadapi aneka masalah yang menyulitkan

Jadwal Sholat Wilayah Indonesia

Twitter

adgitize

 

revolver map

my ping box

Temanku